Hai...!! Kalian pernah denger kalimat 'Ohm' gak? Bukan Ohm yang suaminya Tante loh Sob..
Maksud saya 'Ohm' itu yang ini loh Sob... (nunjuk bawah)
Pengertian, Rumus dan Bunyi Hukum Ohm – Dalam Ilmu Elektronika, Hukum dasar Elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika ataupun penghobi Elektronika ialah Hukum Ohm, yaitu Hukum dasar yang menyatakan korelasi antara Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut dengan “Ohm’s Laws”. Hukum Ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan Jerman yang berjulukan Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Georg Simon Ohm mempublikasikan Hukum Ohm tersebut pada Paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically” pada tahun 1827.
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.
Secara Matematis, Hukum Ohm sanggup dirumuskan menjadi persamaan menyerupai dibawah ini :
V = I x R
I = V / R
R = V / I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya ialah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya ialah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya ialah Ohm (Ω))
Dalam aplikasinya, Kita sanggup memakai Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga sanggup memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang digunakan ialah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita memakai unit lainnya menyerupai milivolt, kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melaksanakan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk mendapat hasil yang benar.
Contoh Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm
Untuk lebih terang mengenai Hukum Ohm, kita sanggup melaksanakan Praktikum dengan sebuah Rangkaian Elektronika Sederhana menyerupai dibawah ini :
Kita memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, dan sebuah Potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan.
Dari Rangkaian Elektronika yang sederhana diatas kita sanggup membandingkan Teori Hukum Ohm dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum dalam hal menghitung Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).
Menghitung Arus Listrik (I)
Rumus yang sanggup kita gunakan untuk menghitung Arus Listrik ialah I = V / R
Contoh Kasus 1 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?
Masukan nilai Tegangan yaitu 10V dan Nilai Resistansi dari Potensiometer yaitu 10 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm menyerupai dibawah ini :
I = V / R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Maka akhirnya ialah 1 Ampere.
Contoh Kasus 2 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur nilai Potensiometer ke 1 kiloOhm. Berapakah nilai Arus Listrik (I)?
Konversi dulu nilai resistansi 1 kiloOhm ke satuan unit Ohm. 1 kiloOhm = 1000 Ohm. Masukan nilai Tegangan 10V dan nilai Resistansi dari Potensiometer 1000 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm menyerupai dibawah ini :
I = V / R
I = 10 / 1000
I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere
Maka akhirnya ialah 10mA
Menghitung Tegangan (V)
Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Tegangan atau Beda Potensial ialah V = I x R.
Contoh Kasus :
Atur nilai resistansi atau kendala (R) Potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur DC Generator (Power supply) sampai mendapat Arus Listrik (I) 10mA. Berapakah Tegangannya (V) ?
Konversikan dulu unit Arus Listrik (I) yang masih satu miliAmpere menjadi satuan unit Ampere yaitu : 10mA = 0.01 Ampere. Masukan nilai Resistansi Potensiometer 500 Ohm dan nilai Arus Listrik 0.01 Ampere ke Rumus Hukum Ohm menyerupai dibawah ini :
V = I x R
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Maka nilainya ialah 5Volt.
Menghitung Resistansi / Hambatan (R)
Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Nilai Resistansi ialah R = V / I
Contoh Kasus :
Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) ialah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter ialah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?
Masukan nilai Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam Rumus Ohm menyerupai dibawah ini :
Mobil Sedot Tinja,
Informasi Layanan Jasa,
Sedot Wc medan,
Jasa Sedot Wc makassar,
Sewa Tenda Makassar,
Sedot Wc Pontianak,
Sumur Bor Makassar,
Servis AC,
teodisi,
jasasumurbor,
berbagi kreativitas,
belajar fisika dasar,
sejarah,
mata uang digital,
sewa tenda,
karangan bunga,
toko online,
toko digital,
tenda makassar,
baju pesta makassar,
digital online,
intropeksi diri,
hidup sehat dan alami,
strategi bitcoin gratis,
cara hasilkan bitcoin,
bunga papan,
Share this post
0 Response to "Pengertian, Rumus Dan Suara Aturan Ohm"
0 Response to "Pengertian, Rumus Dan Suara Aturan Ohm"
Post a Comment