Karya Tulis Ilmiah Hutan Gundul

  1. Abstraksi

Karya tulis ini berjudul “Hutan yang gundul”. Manusia merupakan komponen lingkungan hidup yang sangat penting dan bertindak sebagai pelaku di alam ini. Saat ini, karena ulah insan banyak hutan yang tidak berpohon lagi alias gundul. Manusia seolah tidak peduli dengan dampaknya, dan hanya mengedepankan laba pribadi. Oleh karena itu, kualitas dan suhu udara pun sangat jelek sehingga mengganggu kelangsungan makhluk hidup lainnya, temasuk generasi masa depan akan terganggu dengan apa yang dibentuk insan kini.

Dari persoalan itu sanggup dirumuskan masalahnya yakni, (1) Apa saja penyebab kerusakan hutan?, (2) Apa akhir dari hutan yang gundul?, (3) Apa itu illegal loging?, (4) Mengapa insan melaksanakan illegal loging?, (5) Bagaimana tugas insan dalam menjaga kelestarian hutan?.


Tujuan penulisan ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan perihal lingkungan hidup, serta membuatkan ilmu perihal kehutanan. Metode yang dipakai yaitu metode pengumpulan yang terdiri atas metode pustaka, metode langsung, dan metode deskripsi analisa.

Menurut UU RI no. 41 tahun 1999, Hutan yaitu suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam komplotan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak sanggup dipisahkan. Penyelenggaraannya berasaskan manfaat dan lestari, serta bertujuan untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan. Tetapi, masih banyak orang yang menebang hutan sembarangan untuk laba pribadi. Kegiatan menebang pohon inilah yang disebut dengan illegal loging.

Kegiatan ini sangat merugikan bagi makhluk lain dan insan itu sendiri. Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian hutan kita.

  1. Kata pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang memberi rahmat, karunia, serta hidayahnya, sehingga penulis sanggup menuntaskan karya ilmiah ini tanpa satu halangan pun.


Karya tulis ilmiah ini saya susun dengan metode pustaka serta kajian perihal hutan yang gundul dengan sumber-sumber terpecaya. Dengan begitu, semuanya sanggup mengembangkan ide-ide barunya.

Penulis mengucapkan terima kasih pada:

  1. Bapak Adi Iswanto MM selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan pembimbing.

  2. Ayah dan ibu yang telah mendukung pengerjaan karya ilmiah ini.

  3. Kawan-kawan yang selalu mendukung penuh penyelesaian karya.

  4. Semua pihak yang berpartisipasi dalam penulisan karya ilmiah ini.

Namun, penulis sadar bahwa karya ilmiah ini tidak sempurna. Maka, kritik dan saran sangat perlu untuk mengembangkan ide-ide penulis di masa yang akan datang.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini sanggup bermanfaat bagi siapapun, khususnya para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  1. Daftar Isi

Halaman

Abstraksi ........................................................................................................... 2

Kata pengantar .................................................................................................. 3

Daftar isi ........................................................................................................... 4

I. Pendahuluhuan .............................................................................................. 5

  1. Latar belakang persoalan .......................................................................... 5

  2. Rumusan persoalan ................................................................................... 5

  3. Tujuan penulisan .................................................................................... 6

  4. Manfaat penulisan .................................................................................. 6

II. Teoretis dan metodologis ............................................................................ 7

a.Pengertian berdasarkan konstitusi ........................................................... 7

b.Pengertian hutan berdasarkan para mahir ................................................... 7

c. Metodologi ........................................................................................... 8

III. Pembahasan materi ..................................................................................... 8

  1. Faktor penyebab hutan gundul ................................................................ 9

  2. Upaya evakuasi hutan .................................................................... 11

IV. Penutup ...................................................................................................... 13

  1. Kesimpulan ............................................................................................ 13

  2. Saran ....................................................................................................... 13


Bab I

Pendahuluan


1.a. Latar belakang masalah

Manusia merupakan komponen lingkungan hidup yang sangat penting dan bertindak sebagai pelaku di alam ini. Hal itu sanggup didapat dari eksplorasi insan yang sangat berkembang, karena sifat insan yang tak pernah puas dengan apa yang ada.


Saat ini, karena ulah insan banyak hutan yang tidak berpohon lagi alias gundul. Manusia seolah tidak peduli dengan dampaknya, dan hanya mengedepankan laba pribadi. Lahan tersebut dijadikan lahan perumahan gres karena semakin bertambahnya populasi manusia. Sementara, lahan pemukiman tidak berkembang sehingga insan mengambil jalan pintas dengan memperluas pemukiman dengan menebang hutan. Oleh karena itu, kualitas dan suhu udara pun sangat jelek sehingga mengganggu kelangsungan makhluk hidup lainnya, temasuk generasi masa depan akan terganggu dengan apa yang dibentuk insan kini.


1.b. Rumusan masalah


Berikut rumusan persoalan yang dikemukakan penulis:

1. Apa saja penyebab kerusakan hutan?

2. Apa dampak yang disebabkan hutan yang gundul?

3. Apa itu illegal loging?

4. Mengapa insan melaksanakan illegal loging?

5. Bagaimana tugas insan dalam menjaga kelestarian hutan?

1.c. Tujuan Penulisan


Berikut tujuan penulisan karya ilmiah oleh penulis:

1. Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk goresan pena ilmiah yang sistematis dan metodologis.

2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan siswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga bisa menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama sehabis penyelesaian studinya.

3. Karya ilmiah yang telah ditulis dibutuhkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.

4. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menuntaskan persoalan dalam bentuk karya ilmiah sehabis yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.

5. Melatih keterampilan dasar untuk melaksanakan penelitian.


1.d. Manfaat Penulisan


Berikut manfaat dari penulisan karya ilmiah ini:

1. Melatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;

2. Melatih menggabungkan hasil bacaan dari aneka macam sumber;

3. Mengenalkan dengan acara kepustakaan;

4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara terang dan sistematis;

5. Memperoleh kepuasan intelektual;

6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;

7. Sebagai materi acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Bab II

Kajian teoretis dan metodologis


2.a.1 Pengertian hutan berdasarkan konstitusi


Menurut UU RI no. 41 tahun 1999, Hutan yaitu suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam komplotan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak sanggup dipisahkan. Penyelenggaraannya berasaskan manfaat dan lestari, serta bertujuan untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan. Hutan gundul merupakan hutan yang telah dilakukan tindakan illegal loging hingga mengakibatkan hutan tersebut kehilangan kekayaan alamnya.


2.a.2 Pengertian hutan berdasarkan para ahli


1. Dengler: hutan yaitu suatu kumpulan pohon-pohon yang rapat dan menutup areal cukup luas sanggup membentuk iklim mikro yang kondisi ekoogisnya sangat khas dan berbeda dengan areal luarnya.

2. Splurr: hutan yaitu komplotan antara flora dan binatang dalam suatu asosiasi biotis yang bersams lingkungannya membentuk sistem ekologis.

3. Ahli silvikultur: hutan yaitu suatu asosiasi dari tumbuh flora yang sebagian besar terdiri atas pohon-pohon berkayu yang mempunyai area luas.

4. Ahli ekologi: hutan yaitu suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan yang mempunyai keadaan lingkungan berbeda dari lingkungan di sekitarnya.

5. Ahli kehutanan: hutan yaitu komunitas biologi yang didominasi oleh pepohonan tumbuhan keras.


2.b. Metodologi


Metode-metode pengumpulan data yang dipakai penulis dalam penyusunan karya tulis antara lain:

  1. Metode Pustaka

Yaitu cara pengumpulan dengan membaca buku atau media lain yang ada hubungannya dengan topik pembahasan.

  1. Metode Langsung

Yaitu metode mencari informasi dengan mendatangi media secara eksklusif untuk menggali informasi.

  1. Metode Diskripsi Analis

Yaitu metode deskripsi dan analisa buku sebagai kajian suplemen untuk memperoleh informasi yang lebih bervariasi.


Bab III

Pembahasan


Dunia tengah mengalami persoalan hutan yang sangat serius, baik secara kualitas maupun kuantitas. Indonesia mengalami tingkat kerusakan hutan tertinggi dunia, yaitu mencapai 72%. Pada tahun 2000 saja, kita kehilangan hingga 60 juta hektar hutan alami.

Sudah banyak bacaan hutan gundul yang mengingatkan kita akan ancaman laten yang mengintai terkait kerusakan hutan tersebut. Hutan yang sudah rusak begitu banyak memunculkan persoalan beragam, baik secara eksklusif maupun tidak eksklusif yang dirasakan oleh manusia.

Fungsi hutan sedianya sebagai penyerap air dikala trend hujan biar tidak terjadi banjir, dan penyimpan air cadangan dikala trend kemarau biar tidak terjadi kekeringan. Banyak banjir bandang terjadi di aneka macam daerah karena sungai sudah tidak bisa menampung debit air akhir tidak adanya resapan air di daerah hulu sungai.

Rusaknya hutan berarti rusaknya habitat alami bagi aneka macam jenis binatang yang berujung pada janjkematian binatang tersebut, atau hewan-hewan itu mencari tempat tinggal baru, termasuk mendatangi daerah penduduk.

Tidak adanya pepohonan mengakibatkan tanah menjadi labil karena mengandung banyak air yang pada level tertentu akan menjadikan tanah longsor.

Dampak eksklusif lainnya yaitu pengaruhnya terhadap kualitas udara. Berkurangnya pohon berarti berkurangnya suplay oksigen bagi insan dan meningkatnya suhu udara yang secara global akan mempengaruhi iklim.

Permasalahan-permasalahan yang diuraikan diatas hanya sebagian kecil dari begitu banyaknya permasalahn akhir rusaknya hutan.

Pertanyaannya adalah, sudah seberapa besarkah kepedulian Anda terhadap persoalan ini? Langkah konkret apa yang telah Anda lakukan untuk memperbaiki kualitas hutan sebagai jantung dunia?

Ada banyak hal kecil namun sangat bermanfaat bagi pelestarian hutan yang bisa kita lakukan di rumah walaupun rumah tempat kita tinggal berada jauh dari daerah hutan.


3.a. Faktor-Faktor Penyebab hutan gundul

Area hutan dikatakan gundul jikalau mengalami penurunan kualitas dan kuantitas. Salah satu cirinya yaitu hutan tampak gundul akhir habisnya pepohonan yang tumbuh di tempat itu.

Pohon-pohon besar ditebang untuk diambil batang kayunya guna memenuhi kebutuhan materi baku industri. Lahan yang sudah gundul selanjutnya dimanfaatkan untuk perkebunan, pertambangan, atau bahkan dibiarkan terlantar tak terurus.

Penyebab kegundulan hutan ini sangat kompleks di mana satu sama lainnya saling berkaitan. Namun bila kita runut satu per satu, kita akan mendapat benang merah dari persoalan sebenarnya, yaitu sistem politik dan sistem ekonomi yang korup.

Dikatakan korup karena implementasi dari sistem-sistem tersebut cenderung mengeksploitasi sumber daya alam demi kepentingan pribadi tanpa disertai tanggung jawab.

Secara umum, faktor-faktor penyebab rusaknya hutan kita antara lain adalah:

1. Sektor Industri

Sektor industri termasuk yang paling banyak berperan dalam merusak keberadaan hutan alami. Di Indonesia saja, sekitar 3 juta hektar hutan mengalami kerusakan setiap tahunnya. Negara kita ini telah dikenal sebagai penghasil utama kayu bulat, kayu lapis, dan kayu gergajian, serta tak ketinggalan produk turunannya, yaitu pulp dan kertas.

Kebutuhan kayu yang berlebihan oleh industri kayu memicu maraknya pembalakan liar yang sangat sulit dikontrol. Hal ini juga berpotensi memunculkan tindakan penyalahgunaan hak penguasaan hutan (HPH) oleh perusahaan.

Kebutuhan kayu yang sangat besar ini pun diakomodir oleh pemerintah, salah satunya dengan penggalakan hutan tumbuhan industri. Jutaan hektar hutan alami dibabat untuk dijadikan hutan tumbuhan industri penyokong industri pulp. Sayangnya, banyak terjadi penelantaran lahan. Area yang dibabat hanya sebagian saja yang ditanami, sebagian lainnya dibiarkan terlantar.

Pembalakan liar atau illegal logging masih saja marak karena lemahnya penegakan aturan atas hal ini. Padahal hal ini mempunyai andil luar biasa dalam kerusakan hutan. Penebangan pohon di daerah hutan alami bukanlah kasus gampang sehingga harus dilakukan secara terencana. Penebangan pohon hutan yang berukuran besar dan saluran jalan yang sulit tentu memerlukan alat berat dan alat-alat pendukung lainnya, serta melibatkan orang-orang yang berperan.

2. Sektor Perkebunan

Pengalihan fungsi hutan menjadi area perkebunan mempunyai tugas yang tidak sedikit dalam kerusakan hutan di Indonesia. Setiap tahun, jutaan hektar area hutan dibabat untuk dijadikan lahan perkebunan.

Contohnya perkebunan sawit, perkebunan coklat, dan perkebunan karet yang memang memerlukan lahan yang sangat luas. Sayangnya, hutan alami yang sudah dibabat tidak sepenuhnya ditanami secara produktif. Hanya sebagian saja yang berfungsi sebagai perkebunan, selebihnya dibiarkan terlantar tak produktif.

3. Sektor Pertanian

Pertanian termasuk mempunyai andil dalam rusaknya hutan alami. Sampai dikala ini, masih ada saja pihak-pihak yang melaksanakan pembukaan hutan untuk upaya ladang berpindah.

Program transmigrasi sebagai upaya pemertaan penduduk juga berperan dalam mengurangi hutan alami Indonesia. Para transmigran ditempatkan di daerah dan disediakan lahan terbuka untuk bertani. Untuk hal ini, pemerintah telah memangkas sekitar dua juta hektar hutan alami.

4. Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan sanggup terjadi secara tidak sengaja dan disengaja. Kebakaran yang tidak disengaja bisanya terjadi pada trend kemarau, dimana tumbuhan hutan dalam kondisi kering dan pergesekan di antaranya sanggup menimbulkan percikan api.

Sementara kebakaran yang disengaja kerap dilakukan oleh kelompok atau perusahaan yang akan membuka lahan hutan untuk perkebunan. Cara mengkremasi ini dianggap lebih cepat dan lebih ekonomis. Sayangnya, tidak dibarengi dengan antisipasi dikala terjadi kebakaran yang menjalar dan meluas tak terkendali ke area yang seharusnya dilindungi.


3.b. Upaya-Upaya Penyelamatan Hutan


Ada aneka macam cara yang bisa kita lakukan sebagai upaya evakuasi kelestarian hutan yang sangat kita butuhkan itu.

1. Reboisasi

Reboisasi atau penanaman kembali lahan yang telah gundul yaitu upaya yang keuntungannya akan terasa langsung, di mana kondisi lahan yang tadinya rusak dan gundul akan menjadi hijau kembali oleh pepohonan.

Pembangunan terasering atau sengkedan pada lahan yang miring akan berkhasiat untuk menghambat aliran air hujan yang terserap.

2. Mengawasi Pembabatan Hutan

Kita sanggup mengawasi pembabatan hutan sengan cara melaporkan acara pembalakan liar kepada pihak yang berwajib dan mengawasi jalannya penegakan aturan terhadap masalah tersebut. Salah satu penyebab tak berkurangnya tindakan ilegal ini yaitu tidak adanya hukuman tegas dan berat terhadap para pelaku.

Anda juga bisa menciptakan dan menyebarkan artikel hutan gundul sebanyak-banyaknya sebagai upaya mengingatkan masyarakat luas untuk berperan aktif dalam melestarikan hutan alami sebagai penopang kehidupan insan di dunia.

Secara berlahan kita semua niscaya telah mencicipi betapa mulai sulitnya menemukan air higienis gratis dikala ini. Sumber-sumber air higienis telah banyak berkurang. Untuk kebutuhan rumah tangga, banyak yang menggantungkan kebutuhan airnya pada perusahaan pengolahan air bersih. Tetapi tahukah Anda bahwa banyak dari perusahaan air higienis yang mulai kesulitan mendapat air karena berkurangnya sumber mata air?

Berkurangnya debit air pada sumber mata air yaitu salah satu akhir dari rusaknya hutan sebagai serapan air. Jika tidak ada perjuangan sama sekali terhadap hal ini, bukanlah hal yang tidak mungkin jikalau kita tidak bisa menemukan lagi sumber air alami. Apalagi pertambahan penduduk menjadikan pertambahan kebutuhan akan air bersih.

Jika Anda merasa peduli terhadap nasib kita yang tergantung pada hutan alami, maka mulailah melaksanakan tindakan konkret kini juga. Anda bisa mengurangi pemakaian produk-produk yang berbahan baku dari hasil hutan. Misalnya, memakai kusen dari baja ringan sebagai pengganti kusen kayu, mengurangi pemakaian kertas dan tisu, serta menghindari pemakaian sumpit kayu sekali pakai.





Bab IV

Penutup


4.a. Kesimpulan


Hutan merupakan suatu tempat yang menampung banyak komunitas dan sebagai pilar yang menyangga kelangsungan banyak makhluk hidup. Jika hutan gundul, maka kelangsungan makhluk hidup juga akan terganggu. Sebagai pelaku dari lingkungan hidup, kita harus menjaga kelestarian hutan untuk masa depan yang lebih baik lagi. Jangan biarkan hutan kita gundul! Maka dari itu, setidaknya kita tak boleh menebang hutan yang ada. Sehingga kelangsungan kehidupan berjalan dengan baik hingga masa nanti.


4.b. Saran


  • Jangan menebang hutan sembarangan

  • Tanamlah kembali lahan yang kosong

  • Rawatlah hutan, jangan membuang-buang kertas

  • Lakukan gerakan peduli lingkungan, menyerupai reboisasi


Daftar Pustaka

 


0 Response to "Karya Tulis Ilmiah Hutan Gundul"

Post a Comment

APK NONTON BARENG
FILM TERBARU
APK NONTON BARENG
FILM TERBARU
APK NONTON BARENG
FILM TERBARU
APK NONTON BARENG
FILM TERBARU